Rabu, 03 September 2014

TUMBUH KEMBANG AGA

Salah satu hal yang paling membahagiakan ketika mempunyai anak adalah saat-saat menyaksikan tumbuh kembangnya. Hal ini bisa jadi sesuatu yang mendebarkan juga. Terutama buat saya.
Fase motorik Aga terbilang slow...alias pelan. Saat bayi sudah mulai tengkurap dia baru belajar miring. Saat yang lain sudah mulai merangkak maju Aga masih asyik berguling. Dan saat yang lain sudah lancar berjalan Aga masih belajar merangkak. Hehehe...Aga ini sungguh sangat kalem. Alon-alon dan alhamdulillah klakon semua. Artinya Aga normal dan tidak ada kelainan.




Fase Miring.
Menjelang umur 3 bulan, saat saya masih di Malang ada perawat yang datang dari RS tempat Aga periksa dan imunisasi. Perawat itu bertugas mengecek tumbuh kembangnya. Sepertinya itu fasilitas tambahan ya, dan gratis juga jadi saya oke2 saja. Setelah diperiksa sepertinya wajah si perawat itu khawatir gt karena Aga belum bisa miring sendiri. Mungkin itu akibat Aga selalu minta dipangku saat siang hari jadi eksplore geraknya kurang. Disitu perawat mulai menasehati saya untuk melatihnya. DIa juga menganjurkan saya untuk mengajarinya tengkurap. Tapi saya masih takut nengkurepin Aga yang masih ringkih itu. Saya pilih melatihnya miring dulu deh.

Berawal dari situ saya belajar menyusui sambil berbaring. Awalnya kikuk. Tapi lama-lama terbiasa dan terasa lebih nyaman terutama di malam hari. Tentu saja jika dibandingkan harus bangun dan memangku Aga untuk menyusui. Kalo menyusui sambil berbaring saya bisa menyusui sambil tidur juga. Hehe. Tapi ini sebenarnya kurang dianjurkan untuk baby born ya. Takutnya bayinya ketindihan ibunya yang tidur. Hii...amit-amit ya.

Akhirnya sekitar umur 4bulan Aga bisa miring sendiri saat ingin menyusu. Yang bisa memancingnya ya cuma asi...kalo cuma mainan sih...dia masih cuek. -_-"

Fase Tengkurap.
Dari yang saya baca tengkurap itu adalah cikal bakal fase motorik bayi. Dari situ saya mulai getol melatihnya tengkurap. Di umur 4,5bulan akhirnya dia bisa berguling tengkurap juga. Lagi-lagi pancingannya adalah asi. Saat dia usel-usel cari asi saat itu pula dia akhirnya berguling. Tapi saya masih agak sangsi dia bisa berguling karena kemampuannya sendiri ato karena kasur saya yang miring ke tepi. Ek Ok! :D Saya terus melatihnya dan akhirnya dia bisa tengkurap sendiri dengan susah payah. Dia pun mulai menikmati dan canggih tengkurap di umur 6bulan. Nah cuma dia belum bisa balik sendiri. Jadi tiap kali habis tengkurap sendiri dia nangis minta dibalikin lagi. Fyuh.

Belajar berguling agak saya abaikan karena sudah memasuki masa mpasi. Dia harus belajar duduk alias didudukkan. Awalnya masih di boucher yang agak miring. Trus saya coba sewakan kursi bumbo tempat bayi belajar duduk. Setelah 8bulan akhirnya dia bisa duduk (didudukkan) tanpa sandaran.

Fase Merangkak
Saya saaaangat menantikan fase ini. Saya nggak mau fase ini terlewatkan. Meskipun sebagian orang bilang gpp. Tapi saya tetep mau lihat anak saya pantatnya geal geol ngejar saya saat merangkak. Paassti luucu kan.
Saya memang agak khawatir Aga melewatkan fase ini karena dulu Ayahnya ga melalui fase merangkak tapi ngesot. Makanya itu saya geetol melatihnya sejak umur 8bulan. Cumaaa..saya waktu itu kurang memahami urut-urutan fase  bayi sampai akhirnya merangkak. Nggak kebayang gt. Buat saya Aga sudah tengkurap brarti beres dan beralih ke tahap selanjutnya. Sudah Duduk meski masih didudukin. Tahap selanjutny ya saya pikir tinggal badan condong dan merangkak. Yah...bayangan saya yg ga runut ini harap dimaklumi ya karena saya kan belum pernah punya bayi.

Setelah saya tanya pengalaman temen-temen yang sudah punya anak ternyata urut-urutannya bayi akan tengkurap dan berusaha menggerakkan badan dengan perut atau merayap seperti cicak. Setelah mampu mengangkat tulang panggulnya dia akan merangkak. Jika sudah merangkak dengan mudah dia akan duduk. Jadi memang kuncinya adalah tengkurap.

Karena persepsi saya yang ga paham-paham banget tentang runutan tumbuh kembang bayi ini membuat stimulus yg saya kasih kurang tepat. Saya sudah memaksa dia untuk merangkak padahal dia kurang berlatih mengangkat beban tubuhnya dengan tangan dan panggul. Dan Aga yang sudah bisa duduk jadi lebih sering saya dudukkan ketimbang tengkurap. Padahal itu justru tidak bisa merangsang dia untuk merangkak.

Dann mulailah saya kembali lagi dengan lebih sabar dan lebih sering menengkurapkan Aga di lantai yang dialasi matras. Saya memulainya ketika Aga berumur sekitar 9 bulanan. Dia memang berusaha menggerakkan badannya dengan perut dan  tangan alias merayap, tapi nggak maju dan nggak mundur melainkan bertumpu pada satu poros di perutnya alias muter. Hahaha. Perlahan-lahan...makin ekspert dia muter pake perutnya lama-lama dia bisa merayap mundur. Makin ekspert dia merayap mundur, suatu ketika saat saya keluar dari kamar mandi saya lihat dia sudah posisi duduk padahal awalnya saya tinggalkan dia tengkurap. Gotcha! Aga sudah bisa duduk sendiri. Horeeee. Saya giraang banget. Karena awalnya berniat maw ke dsa karena parno dengan tumbuh kembangnya yang lambat. Akhirnya ga jadi deh. Yaa meskipun belum merangkak at least dia ada dua kemajuan lah ya. Di umur 10bulan dia bisa merayap mundur dan duduk sendiri :)

Saya mulai percaya diri. Aga normal kok meski agak telat. Hehe. Setelah bisa duduk sendiri dia mulai bergerak maju. Meski belum mengangkat pantatnya. Alias masih merayap. Dia seneng banget ketika merayap maju dan berhasil turun dari matrasnya ke lantai. Tangannya merasakan sensasi dinginnya lantai yang beda dengan matras. Aga pun berteriak girang. Hihihi. Seneng deh kalo puter ulang videonya.
Setelah canggih merayap maju Aga pun mulai angkat2 pantatnya. Lama-lama dia berhasil merangkak di usia 11,5 bulan. Horeeeeee. Saat yang lain seneng liat anaknya bisa jalan, saya sudah cukup senang lihat Aga merangkak. Hahaha.

Fase Berdiri dan Jalan
Merangkak memang selain bagus untuk otaknya juga melatih otot lututnya. Dia pun mulai lebih sering wira-wiri mengeksplor seisi rumah dengan merangkak. Tapi dia lebih seneng lagi berdiri sambil berpegangan. Hihihi...ini yang agak deg-degan juga. Saya harus mengamankan barang-barang pecah belah yang ada di atas meja. Tapi pernah juga korban 1cangkir dan 1piring pecah. Untungnya Aga nggak luka. Highchair yang fungsinya buat dia duduk dan makan juga jadi sarana dia berlatih berdiri. Yaa ini karena rumah saya minim furnitur yang bisa jadi pegangan dia. Hehehe.

Kalo soal jatuh jangan ditanya lah ya. Sering! Sering banget. Yang pake kejedut ataupun enggak. Tapi selama si anak baik-baik saja, tidak panas atau muntah habis jatuh, insyaAllah masih aman yah moms.

Awalnya Aga bisa berdiri tanpa berpegangan selama 10detik, dan makin lama, makin lama. Dia pun mulai rajin saya titah sejak usia setaun. Sebenarnya sejak 8bulan dia sudah seneeng banget dititah ayahnya. Cuma saya stop. Karena saya pengen Aga merangkak dan ga langsung jalan. Hehehe. Jadi waktu di tetah di usia setaun dia udah lumayan lancar tinggal jaga keseimbangan aja.

Lama-lama dia mulai berani jalan tanpa berpegangan. Awalnya cuma nyebrang dari ujung kusen pintu ke sisi kusen pintu lainnya. Lama-lama mulai bisa sekitar 3m. Lama-lama bisa jauh juga. Akhirnya di umur 14,5 tahun Aga bisa jalan. Horeeee :)

Sekarang (18bulan) Aga sudah bisa naik tangga meski masih sambil merangkak. Kalo ada tangga bawaannya pengen naik turun deh. Hossh yang jagain ini capeknyaaaa. Tapi tetep yaaa capekny itu ga ngalahin rasa senengnya. Beneran deh. Saya ga kerasa aja tiap hari puter komplek 3-4x pagi&sore hari eee...jadi kurus juga loh. Hahaha.



Kesimpulan
Supaya ga pusing baca tulisan saya yang panjang saya buat intisarinya ya.
1. Runutan tumbuh kembang versi Aga. Miring---tengkurap---bolak-balik---didudukkan----merayap muter---merayap mundur---duduk sendiri---merayap maju---ongkong-ongkong(angkat pantat)---merangkak---berdiri berpegangan---jalan berpegangan---jalan tanpa pegangan.
2. Beri stimulus tengkurap sesering mungkin sejak dini untuk melatih otot-ototnya.
3. Beri benda yang menarik perhatian bayi saat melatih tengkurap/merangkak/dll. Ini tergantung minat bayi ya. Bisa mainan boneka, bunyi-bunyian,ato makanan. Kalo Aga tertariknya sama makanan. Miring, tengkurap, merangkak, berhasilnya ya karena makanan. Hehehehe.
4. Tiap bayi itu beda-beda. Nggak perlu terlalu dibandingkan satu dengan lainnya. Selama masih dalam batas wajar, anak aktif dan sehat jangan terlalu khawatir yah moms. Buat saya, meski Aga telat, dia tetap selaaaalu nomer 1 lah di hati ibunya. Hehehe...ya iya lah yaaa



Jumat, 06 Juni 2014

Ibu Aga Ibu Rumahan



Saya Ibu rumahan. Saya sebut begitu supaya tidak rancu dengan istilah ibu rumah tangga yang sering dikonotasikan dengan ibu yang tidak bekerja dan hanya mengurusi pekerjaan rumah saja. Saya punya perbedaan istilah. Buat saya semua ibu yang sudah berumah tangga ya namanya ibu rumah tangga baik dia bekerja maupun di rumah saja. Jadi saya lebih nyaman menyebut diri saya ibu rumahan, yang mengurus pekerjaan rumah tangga dan tidak bekerja kantoran.

* * *

Sejak sebelum menikah dan belum menemukan calon suami saya sudah berangan-angan. Ketika saya sudah berkeluarga, punya anak, saya akan lebih memilih merawat anak-anak saya dan bukan bekerja sebagai karyawan kantoran. Saya bertekad merintis usaha, jadi womanpreneur, apapun bidangnya. Yang jelas pointnya saya harus punya waktu yang fleksibel. Utamanya untuk keluarga:anak-anak saya. 

Jabatan seorang ibu rumahan yang kerjaannya seputar anak dan dapur memang tidak sekeren Manager, Dirut atau yang lainnya. No need any make up, blazer, high heels or etc. But I think it needs heart. Dan saya percaya disanalah hati saya berada.

Itulah yang membuat saya resign dari pekerjaan saya sebagai seorang reporter saat hamil 5 bulan. Buat saya pekerjaan itu kurang ramah terhadap profesi ibu ideal di mata saya. Jadi saya putuskan untuk resign sebelum melahirkan, agar saya punya cukup waktu untuk mempersiapan diri menjadi ibu sekaligus menikmati momen-momen kehamilan saya.

Saya tahu keputusan ini tidak selamanya bisa diterapkan untuk semua ibu di dunia. So I dont wanna judge a working mom ya. Jadi plis jgn tersinggung ya moms. Saya yakin tidak ada ibu yang ingin berjauh-jauhan dengan anaknya. Semua ibu pasti ingin selalu dekat dengan buah hatinya. Dan Saya bersyukur saya bisa memilih apa yang hati saya inginkan karena tidak semua kondisi bisa mendukung sang ibu untuk melakukannya.

Sebelum mengambil keputusan resign ada banyak hal yang membuat saya galau. Dari mulai masalah uang, sentimen orang, hingga rasa bosan. Meski kegalauan itu akhirnya mampu saya tepis tapi disini akan saya ceritakan satu persatu. Siapa tahu menginspirasi moms lain yang juga lagi galau dan akhirnya mantab untuk jadi ibu rumahan kayak saya. Buat yang males jadi ibu rumahan, ga usah dibaca gpp kok. Hehehehe :)


Uang
Umumnya ini kegalauan pertama saat seorang ibu ataupun calon ibu ingin resign dari pekerjaannya. Kalau suami seorang CEO perusahaan sih rasanya uang bukan masalah ya. Tapi bagi sebagian kaum menengah hingga bawah, faktor uang jadi hal utama yang dipikirkan. Seperti juga saya.

Bandingkan 2 mesin cetak dengan 1 mesin cetak pasti produksi 2 mesin cetak lebih banyak. Begitu juga pemikiran saya dengan kondisi keuangan keluarga. Jika suami istri bekerja pasti bisa menabung bisa lebih banyak dibandingkan jika istri hanya di rumah tidak bekerja. Ya. Ini adalah hitungan matematis yg sangat logis. Tapi rupanya jalan rizki Allah lebih logis daripada pikiran matematis kita.

Suami saya bilang, rejeki yang Allah beri itu insyaAllah sama saja, maw saya sebagai istri bekerja atau tidak. Bisa saja karena saya sudah nggak bekerja lagi, uang "jatah" saya dititipkan lewat gaji suami. Dan kalaupun saya tetap bekerja, belum tentu niat nabung bisa sukses. Bisa jadi karena merasa masih ada gaji bulan depan dst uang saya malah kepake untuk hal-hal yang kurang perlu. Atau malah naudzubillah ya...bisa jadi kepake untuk biaya berobat saya atau anak yang sakit.

Awalnya ga percaya sama kata-kata suami. Saya selalu ingat bukankah Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum dia berusaha. Nah itu yang saya pegang. Kalo saya tidak bekerja mana mungkin bisa punya uang banyak untuk ini dan itu. Tapi setelah direnungkan lagi, apa yang dibilang suami saya itu bener juga ya. Saya sadar rejeki itu bukan cuma uang, tapi juga sehat badan dan ketenangan hati.

Kalo perkara uang tentu kami tetap harus ikhtiar. Dan peran itu dilakukan oleh suami. Sedangkan saya juga tetap berikhtiar untuk faktor rejeki yang lainnya: kebahagiaan kelurga. Dan ternyata bener loh, beberapa bulan setelah saya resign, gaji saya dititipkan ke suami, alias suami naik gaji. Alhamdulillah :)

No Job No Career?

Kuliah di bidang arsitekur hingga akhirnya bekerja jadi jurnalis memang impian saya. Apalagi di perusahaan media yang cukup besar. Tapi ketika saya harus melepasnya saya nggak takut karir saya akan mandeg. Karena bagi saya karir nggak melulu jenjang jabatan di kantor sih. Buat saya karir itu karya. Selama kita terus berkarya menghasilkan sesuatu ya artinya kita masih punya karir. Karir bukan berlomba mengejar jabatan tertinggi di satu perusahaan lalu mentog dan malah malas berkarya. Karir adalah karya yang tetap bisa saya kejar meski tanpa menjadi pegawai kantoran.


Percuma Kuliah?

Pasti banyak yang bertanya buat apa kuliah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya cuma di rumah. Buat apa lembur-lemburan kerjain tugas kalau akhirnya cuma masak di dapur. Hmmm..kalo masih nggak ikhlas dengan jam tidur yang terbuang gara-gara ngerjakan tugas sih, saya nggak akan memilih jadi reporter yang kerjaannya nulis bukannya nggambar seperti yang diajarkan di kuliah.

Bapak saya pernah bilang. Kuliah itu membentuk karakter pemikiran kamu. Seperti misalnya bank umumnya merekrut sarjana teknik untuk recruitmen sekelas manager, sedangkan sarjana bidang keuangan justru di tempatkan di posisi yang tidak vital. Ini karena sarjana teknik terbiasa berpikir logis.

Perbandingan yang sama dengan saya. Meski saya seorang ibu rumahan. Tapi saya seorang ibu rumahan sarjana teknik arsitektur. Yang diajarkan ilmu bangunan, lingkungan, hingga desain. Selain dipakai dalam bidang arsitektur, ilmu itu juga terserap pada perilaku sehari-hari. Utamanya dalam mendidik anak. Contohnya lebih menjaga lingkungan dengan berusaha mengurangi sampah tidak terurai dan hemat air.

Dan sebenarnya apapun bidang pendidikan yang ditempuh, seorang ibu masa kini haruslah terdidik dengan baik. Karena dia akan mendidik dan menjadi panutan generasi bangsa selanjutnya. Coba amati saja cara mendidik ibu yang terdidik dengan ibu yang nggak sekolah. Passsti beda. Nggak percaya? silahkan amati dan simpulkan sendiri ya.

Cibiran

Ibu rumahan seringkali identik dengan pengangguran, pemalas, dan penggosip. Ahhh...yang terakhir itu nggak keren sama sekali. Dan sebenarnya ketiga anggapan itu nggak bener loh. Kerjaan rumah itu banyak sekali, apalagi yang tanpa pembantu ya. Pemalas itu juga relatif ya. Tapi rasanya kalo semua pekerjaan rumah beres ya berarti nggak pemalas dong ya. Nah kalau sudah penggosip ini tergantung dari kebersihan hati masing-masing. Kalo udah mental biang gosip mau di rumah di kantor ya tetep nggosip. Dan tidak semua ibu rumahan doyan gosip ya. Sejauh pengalaman saya di lingkungan tempat tinggal saya, semua ibu-ibu rumahan nya cukup beretika dan ga ada tuh yang namanya biang gosip.

Pengasuh

Ini nih poin yang paaliing dipusingkan working mom. Sepakat dongg working mom yang baca. Hehehe. Dan jujur alasan saya resign adalah saya nggak  mau menitipkan anak saya pada pengasuh. Mau itu saudara sendiri, neneknya, dan apalagi seorang pembantu atau baby sitter bersertifikat. Hm...jangankan menitipkan anak berjam-jam ketika kerja, membayangkan momen dadah2 saat saya berangkat kerja dan anak saya nangis kejer ga mau ditinggal, ini sudah meluluhlantakkan mental keibuan saya. Saya nggak sanggup. Titik!

Alasan kenapa saya nggak mau menitipkan ke pembantu atau baby sitter ya sudah bisa ditebak lah ya. Karena saya nggak bisa dengan mudah percaya begitu saja dengan orang lain. Sedangkan saudara dekat atau jauh nggak ada yang bisa diandalkan untuk mengasuh.

Nenek bisa jadi pilihan paling baik dibanding saudara atau pembantu.  Tapi ya masa iya to saya maw minta tolong lagi sama ibu saya. Jasanya mendidik dan membesarkan saya itu sudah luar biasa hebatnya. Saya masih berhutang banyak pada orangtua saya, yang sepertinya sampai mereka wafat pun nggak akan sanggup saya balas. Lalu apa iya saya masih mau minta tolong lagi untuk membesarkan dan mendidik anak saya.

Coba bayangkan. Kita aja nih ya yang masih lebih mudah dari ibu kita nggendong anak kita sekian jam aja rasanya udah pegel apalagi ibu kita yang udah 2x lipat usianya dibanding kita. Biarlah nenek kakek anak-anak saya bebas menyayangi cucunya dengan caranya sendiri tanpa terbebani ganti popok, nyuapin dan gendong kesana kemari.

Mendidik anak itu memang tidak mudah. Tapi itulah tugas utama orangtua bukan. Saya memang nggak punya pengalaman jadi ibu, tapi toh semua itu harus dan sudah dilalui orangtua saya dulu. Nyatanya mereka berhasil membesarkan saya sampai sekarang. Jadi sebenarnya siap nggak siap ya saya harus siap bukannya melempar kembali tanggungjawab itu lagi ke orang yang sudah lebih berpengalaman seperti orangtua saya

Kebetulan saya tinggal jauh dari orangtua saya dan mertua. Jadi pemisahan peran itu tegas. Tapi buat yg masih tinggal sama mertua atau orangtua pasti susah ya. Susahnya kalau beda pendapat tentang pengasuhan anak. Saya bersyukur sih saya nggak mengalaminya. Dan baik ibu maupun ibu mertua membebaskan saya menikmati momen menjadi pengasuh anak sendiri.

Lagipula Allah menciptakan umatnya bergenerasi-generasi. Bukannya tumplek blek di satu masa untuk kemudian habis dan selesai. Dan karena itulah saya yakin setiap ibu punya masanya sendiri. Kalau toh di jaman ibu kita dulu mpasi dini dan gula garam dihalalkan untuk bayi, saat kita jadi ibu lain lagi. Begitu pula saat jadi nenek nanti, saya tetaplah nenek, bukan ibu dari cucu saya.

Bosan

Sebenarnya dari sekian banyak yang saya jabarkan di atas ketakuan terbesar saya kalau resign adalah ini. Bosan. Di awal-awal resign saya sempet merasakannya. Selain karena masih adaptasi, hormon kehamilan membuat saya moody. Alhasil yaa uring-uringanlah saya.

Yaaa..bayangkan aja yang awalnya sibuk berubah drastis jd di rumah aj. Ditambah lagi tinggal di kota orang yang notabene temen saya ya cuma temen kerja aj. Mau ngajak jalan2 di weekday ya jelas ga bisa lah wong mereka kerja.

Untuk membunuh rasa bosan saya coba ambil job freelance yang ternyata lumayan memakan waktu istirahat dan pikiran saya. Maunya sih kerjaan freelance ini selesai sebelum saya melahirkan. Eh nyatanya nggak bisa jadi kerjaan freelance ini bersambung sampe aga hampir 6bulan. Alhasil saya memang nggak sempet bosan lagi tapi jadi kehabisan energi. Dampaknya saya uring2an lagi. Dan yang kasihan Aga karena saya jadi berharap dia tidurnya lama ga rewel dan saya jadi males ngajak main. Setelah tanggungan kerjaan itu selesai, saya mulai lebih selektif milih kerjaan freelance. Kalau freelance tapi nyatanya pikiran nggak bisa free alias jadi terbebani kan jadi nggak asik. Akhirnya saya pilih bikin bisnis sendiri. Bisnis online shop kecil-kecilan biar punya "mainan" selain Aga. Hehe (next semoga bisa cerita bisnis ini ya :) )

Saatnya Aga mpasi (makanan pendamping asi) saya makin sibuk. Saya bersiap dengan googling tentang mpasi. Setiap hari, setiap minggu harus mikir mau mencoba bahan makanan apa. Selalu was2 melihat ada tidaknya reaksi alergi. Memutar otak cari cari resep biar Aga lahap. Bersabar kalau Aga malas makan gara-gara mau tumbuh gigi. Memilihkan makanan dengan serat seimbang biar pub Aga lancar. (next saya cerita soal puppy ya)

Belum lagi masalah tumbuh kembangnya. Aga termasuk yang woles. (next saya juga akan cerita tumbuh kembangnya. Banyak cita2 cerita ya. Semoga kesampean. Sok sibuk deh. Heee). Jadi saya harus rajin-rajin memberi stimulus. Mengajari tengkurap, bersabar dan terus melatihnya merangkak, melatih dan menjaganya saat belajar berdiri dan hingga sekarang berjalan.

Yang nggak kalah asiknya ya ngajak aga main. Buat anak kecil bermain adalah belajar. Jadi saya pilih mainan bukan hanya sekedar mobil-mobilan, tapi juga mainan edukaif seperti puzle dkk. Mainan sederhana seperti memasukkan bersachet2 kopi ke dalam toples juga mengasyikkan. Yang terpenting melihatnya tertawa, hilang sudah rasa bosan saya :)

* * *

Dari yang saya jabarkan di atas intinya saya hanya ingin lebih damai menghayati peran saya sebagai ibu. Ibu yang meski kelelahan menyiapkan keperluan keluarganya tapi bisa dengan puas menikmati tawa anak-anaknya tanpa harus terikat dengan jadwal pakem di kantor.

Buat saya, hidup di dunia bukan berarti hanya untuk mengejar dunia. Saya hanya ingin memastikan anak-anak saya mendapatkan pendidikan yang layak, pantas, baik, yang tidak hanya berasal dari sekolah formal saja tapi utamanya dari lingkungan keluarga dan orangtua pastinya. Karena anak-anak bukan hanya amanah yang harus kita bina dengan penuh tanggung jawab tapi juga investasi di kubur nanti.

Bukankah terputus semua amalan manusia saat mati kecuali salah satunya doa anak yang sholeh sholehah.  Dan semoga saya dimampukan Allah serta selalu dibimbingNya dalam mendidik anak-anak saya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Amiin




Selasa, 15 April 2014

HAPPY 1st BIRTHDAY AGA!

Time flies. Yeah...Dan nggak kerasa Aga sudah setahun (Actually saat ini sudah 14bulan. Maapkan selalu late post ya). Dari awalnya Aga yang cuma tidurr aja kerjaannya sekarang udah suka main dan merangkak kemana-mana. Kalau ortu lain target anaknya sudah bisa jalan di umur setahun, saya sih nggak muluk-muluk. Saya sudah sangat bersyukur Aga ga mewarisi bakat ngesot dari ayahnya dan bisa melihat pantatnya geol-geol pas merangkak. Hihihihi...He's so funny when he crawling :* Oke I tell you later about tumbuh kembang Aga. Sekarang saya mau cerita tentang momen ultah Aga aja.

Kalo ortu lain memilih merayakan ultah anaknya dengan party atau sukuran dan mengundang anak-anak kecil lainnya, saya tidak. Buat saya seumuran Aga belum perlu party macam begitu. Dia belum terlalu ngerti juga. Kalo udah gede juga malah nggak inget. Jadi kami putuskan momen syukuran cukup dengan bagi-bagi nasi kuning ke tetangga. 

Kali ini emang niat bener mau bagi-bagi nasi kuning. Nggak greget rasanya kalo nasi kuningnya beli. Untuk momen ulang tahun pertama ini saya mau bikin nasi kuning sendiri. Tarararrraa. It's chalenge for me. Soalnya selain ga terlalu bisa masak, ya...bisa bayangkan sendiri lah. Masak sehari-hari aja susahnya minta ampun ninggalin Aga. Apalagi ini yang masak besar. Tapi karena sudah niat, dan dibantu dengan suami yang rela cuti, dan bantuin masak akhirnya jadilah nasi kuning untuk ultah Aga. 

Masaknya dicicil mulai 3hari sebelumnya. Potong2...kupas2..sampe akhirnya pas hari H tinggal cemplung2 dan eksekusi nasi kuning&sambel goreng kentang. Alhamdulillah kami sih puas sama hasilnya. Cuma mi made in suami yang agak kelemesan. Maklum ga pernah masak porsi besar, jadinya suka salah ukuran. 

Ohya kotak makan yang kami beli ini mini sekali loh. Ukurannya kira-kira 12cm x 20cm lah. Imyutt banget. Cuma buat icip-icip kalo yang makan orang dewasa karena emang niatnya buat anak2 aja sih. Cuma minusnya lagi harusnya tiap anak kecil dikasih satu tapi di downgrade jadi tiap rumah satu kotak saja (tiap rumah ada yg lebih dari 1anak kecil). Gara-garanya kesiangan ke pasar jadi stok ayam udah habis. Tinggal yang kecil, mahal lagi. Haha

Baiklah ini dia penampakan nasi kuningnya. 



Ini penampakan berentetan nasi kuning yang saya bagi-bagi ke tetangga sekiar 30an


Niatnya maw dibikin ala bento-bentoan. Apalah daya tangan cuma empat (minjem tangan suami juga) jadinya yah cetakan bunder begini sudah alhamdulillah. Eniwe tampilannya dapet pujian juga loh dari tetangga. Ihiyyy..Yippy :)



Aga siap bagi-bagi nasi kuning. Teknisnya dia bagi-bagi nasi kuning sambil naik sepeda baru loh. 

(Kanan) His smiley face with his new bicycle :* Ini ceritanya kado ulangtahun. Actually sudah kami bajetin buat beli sepeda ini tapi apa daya uti&akungnya pengen beliin juga. Sebagai penebus juga (eits penebus) soalnya jadwal nengok Aga terpaksa mundur karena uti&akungnya sibuk. Rejeki ya...alhamdulillah :D
(Kiri) Waktu Aga baru berumur beberapa jam. Hihii..biar bisa dibandingin sekarang sudah segede ini :)


Setahun usia Aga berarti setahun pula saya menjadi seorang Ibu. :) Menyaksikan perkembangannya mulai dari lahir sampai saat ini rasanya amazing banget. Momen waktu dia lahir, masuk RS, diboyong ke Jakarta, dibawa mudik, sakit pas mudik, menang lomba, dan banyak lagi lainnya. I really enjoy being mother. Saya selalu bisa tersenyum menikmati dia tertawa, merengek, apapun (asal ga pas sakit ya). Dia benar-benar anugerah dari Allah yang luar biasa. Alhamdulillah. 

Selamat ulang tahun Aga anakku sayang. Sehat selalu ya nak dan jadi putra kebanggaan Ibu&Ayah. :)



Kamis, 20 Februari 2014

MPASI AGA

Ini adalah hutang saya untuk bercerita tentang serunya mpasi Aga. Sebelumnya saya berjanji ke diri saya sendiri sih..untuk nulis tentang mpasi ini saat Aga udah lebih dari 10bulan. Saat dia sudah banyak mencoba bahan makanan. Jadi lebih banyak yang bisa dishare. Hehe.. Meskipun pastinya bakalan panjang lagi nih tulisannya. Hee...soalnya langsung dirapel  4-5bulan mpasi. Maap ya bu ibu..soalnya nyempet-nyempetin juga nih buat nulis disela Aga bobo dan ibunya jualan. :D

Actually sejak Aga 4bulan saya sudah semangat banget buat nyiapin mpasinya. Mulai dari tools sampe apa yang boleh diberikan di awal-awal mpasi. Mulai dari nanya ibu, kakak, dan googling pastinya. *miss googling nih :D


Dari banyak teori mpasi yang pastinya nggak semuanya tamat saya baca (banyak banget booo...) akhirnya saya putuskan untuk mengcombine dari banyak aliran itu. Aliran serelia, buah sampe LED weaning. Polanya saya berikan serelia&buah di awal-awal mpasi dengan tekstur yang sangat cair dan meningkat seiring umurnya. Disela-selanya saya kasih biskuit atau potongan buah buat dia pegang-pegang dan dengan harapan dimakan tentunya.
Sedangkan untuk tools saya pake baby home food maker. Ini satu paket ada mangkuk, saringan, parutan, perasan jeruk, gilingan kayu, dan sendok. Saya pake merk puku. Lebih murah dari pig*eon. Cara pakenya nggak selalu saya sterilkan dgn merebusnya. Kelamaan buat saya. Cukup saya bilas dgn air hangat saja sebelum dipake.
Saya pilih memakai tepung gasol organik beras merah (maaf sebut merek). Kenapa gasol organik? Awalnya saya sempet mau beli beras organik trus digiling di pasar. Cuma saya pikir kok ya rugi juga. Yang digiling pasti sedikit. Orang cm buat porsi bayi beberapa minggu. Dan kalo digiling di pasar kan mesin penggilingnya belum tentu steril. Waktu itu saya sama sekali nggak kepikiran buat ngeblender beras organik sih. Saya langsung aja tanya ke kakak saya dan dia nyaranin si gasol ini. Pas googling ternyata oke juga. Dan pas liat di babyshop wahh...rasanya macem-macem. (emaknya seneng liat warna-warni) :)
MPASI 10bulan
Sudah makin banyak variasi jadi saya bisa lbih bebas berkreasi tapi jadinya lebih males poto. Hehe. Di 10bulan ini makanan Aga udah kasar dan nggak disaring lagi. Suip jadi lebih gampang. Setelah dimasak bisa langsung tuang ke mangkok trus disuapin. Ini jadi meminimalisir kepanikan saya klo pagi2 Aga udah laper tapi saya belum sempet bejek2 buburnya. Cuma masih kepontang panting untuk niupin karena masih panas itu. hehe
MPASI 11bulan
11bulan saya coba ikan tuna. Badnewsnya dia nggak suka. Tekturnya kasar gitu. Akhirnya daripada dibuang sayang saya blender lah itu tuna trus saya campurin di menu favoritnya kentang keju. Diapun lahap. Hahahah. Selain itu kyknya saya ga coba bahan lainnya deh. Trus di 11bulan ini Aga juga mulai males maem alias GTM. Dia bener2 tutup mulut. Cuma excited bgt kalo liat ayah ibu nya maem. Dan siapapun yang maem. Liat anak lain disuapin aja dia pengen. Emang Aga ini pengenan deh kalo soal makanan. Berangkat dari itu dikit2 Aga mulai kita suapin nasi. Dia berhasil mengunyahnya dan minta lagi. Haha. dari situlah Aga mulai saya suapin nasi. Awalnya keringan dengan agak dibejek2. Trus coba saya kasih kuah biar lebih lahap. Alhamdulillah doyan. 
Baiklah. Selesai sudah cerita mpasi Aga before 1year. No gulgar. Dan homemade. Meski sdikit2 pernah juga cobain yg instan dan pake garamnya keju but so far saya pribadi puas bisa masakin sendiri makanan buat Aga. Memastikan yang dimakan yang terbaik. Dan Alhamdulillah Aga sampai saat ini sehat walafiat dan makin pintar.


Dan MPASI before 1tahun ini pastinya no gulgar alias tanpa gula garam. Pencernaan bayi masih belum kuat untuk dikasih gulgar. Lagipula biarkanlah si bayi mengenal rasa asli dari bahan makanan itu sendiri. Kalo udah dikasih gulgar di awal ntar keenakan lagi. Biarpun kita yang dewasa mengecap makanannya dan kerasa hambar tapi sebenrnya bayi biasa aja loh soalnya kan dia baru mengenal rasa susu. Begitu yang sih menurut yang saya baca.


Saya memulai mpasi nggak tepat di usia 6bulan. Karena Aga  lahir 13 februari secara kedokteran umurnya dihitung 6bulan saat 15agustus. Dan saya memulainya 16Agustus soalnya tanggal 15nya pergi keluar kota. Tanpa membawa peralatan perang mpasi aja bawa bayi udah ribet apalagi harus bawa mpasi ya. Sehari its okey lah ya...kecuali kalo berminggu2 itu jangan ya bu ibu nanti bayinya bisa malnutrisi. Baiklah kita mulai kisah mpasi aga dari 6,7,8,9,10 sampe 11bulan :)

MPASI 6 bulan

Saya coba serelia dulu di hari pertama mpasi. Karena menurut yang saya baca serelia ini paling minim memunculkan alergi. Dan menurut pikiran endonesa saya yang sehari-hari makanan pokoknya nasi, si bayi mesti dikenalin dengan makanan pokok endonesa terlebih dahulu. :D 


Perihal gasol ini saya sempet kaget juga katanya gasol ini menyebabkan diabetes dini. Sedih juga karena saya sempet suggest ini ke beberapa temen saya. Setelah saya cari tahu ini karena semakin kecil partikel bahan makanan akan meningkatkan nilai glikemiks indeks sebagai indiator diabetes dini.

Well, pendapat saya tentang ini sih asal si bayi tidak setiap hari mengkonsumsi gasol sih gpp ya. Semua bahan yang diolah dalam keadaan segar pasti lebih baik. Saya setuju. Dan memang saya hanya pilih beberapa bahan saja yang saya berikan ke Aga dalam bentuk gasol. Yaitu beras merah,beras coklat, ubi, dan kacang hijau. Satu bungkus Ubi dan kacang hijau itu akhirnya habis di usia Aga 7-8bulan kalo g salah ya. Jadi intensitasnya nggak tiap hari lah. Sementara yang beras merah dan beras coklat masih ada seperempat bungkus deh. Saya berencana buat dijadikan puding. Tapi sampe sekarang saya belum sempet juga nyoba puding. Nanti deh waktu Aga udah setaun..biar bisa dikasih susu UHT yah. Trus emaknya bisa nyicip :D *moduzzz

Ohya di 6bulan ini berhubung masih coba-mencoba bahan makanan nih, saya memakai peraturan 4hari untuk satu bahan makanan. Misal senin makan kentang, berarti selasa, rabu, kamis akan makan kentang. Ini berguna untuk melihat kalo ada reaksi alergi.

Awal-awal ketika Aga mpasi dia nggak sembelit loh bahkan kebalikannya. Saya harus siap-siap mengganti popoknya segera setelah makan. Karena habis makan dia pasti langsung pub. Atau bisa jadi di tengah-tengah makan dia pub :D Lucu ya..hbis masuk langsung dikeluarin. Cuma numpang lewat doang :D Saya sempet kepikiran apa ga diserap ya?cuma positif thinking aja karena pencernaannya jg masih kenalan kok. Biasanya kalo kita jalan di lingkungan baru kan masih malu-malu jadi jalannya cepet-cepet, beda kalo uda kenal lama banyak yang harus disapa :D (analogi ga penting -_-")

Tapi...Aga sempet sembelit juga waktu dikenalin sama pisang. Sempet beberapa hari nggak pub. Pas pub keluarnya juga keras. Kasihan banget liat dia ngeden-ngeden  gt sambil sesekali nangis. Tapi syukurlah dengan dikasih minum banyak&pisang di stop dulu alhamdulillah udah g sembelit lagi.


Di akhir-akhir 6bulan menuju 7bulan saya ngasih Aga biskuit. Biskuit pabrik. Merknya MI*NA (Maap hampir sebut merk lagi)Bukan homemade ya. Olala...maafkan ya buat ibuibu yang homemade strick. Ternyata saya ga seidealis itu. Begitu kakak saya bilang boleh aja..saya kasih deh. Karena waktu itu lagi repot-repotnya sih. Jadi setan dengan iming-iming praktiss melemahkan iman saya. Saya kasih biskuit itu dengan cara saya lumatkan dengan air hangat. Yah lumayan dia mau. Cuma g selahap kalo makan gasol ataupun bubur kentang. Ya sudahlah. Saya yang nyuapin juga g terlalu semangat ngasihnya. Soalnya saya tahu itu biskuit pabrik yang saya ga tau kapan bikinnya dan pasti ada gula garamnya.


Berikut daftar makanan yang diberikan ke Aga saat usia 6bulan beserta sebagian penampakannya (karena nggak semua terdokumentasi. Aga udah g sabar makan soalnya :D). Semoga gada yang lupa dan kelewat ya. Maklum catetan di HP raib :(


1. bubur gasol beras merah
2. bubur kentang
3. bubur labu kuning
4. bubur gasol beras coklat
5. Bubur pisang
6. bubur gasol ubi
7. bubur gasol kacang hijau
8. Biskuit milna 6+ plain


Bubur Gasol Beras Merah

Ini step 1 membuat pure kentang. Saya pake 1/4 potongan kentang

Saya haluskan kentang di mangkok dengan gilingan kayu yang saya bungkus lagi sama plastik biar tetep steril. Ini mangkoknya ada tekstur gerat2nya gitu jadi lebih mudah buat menghaluskan

Tuangkan asip ke mangkuk

Bejek2 pake sendok

atur kekentalan pure. Saya mulai dari yang cair dulu di awal2.


Puree Kentang yang siap disantap

baby home food maker merk k*ku. Harganya separuhnya P*geon



MPASI 7bulan

Meski sudah 7bulan variasi menu mpasi Aga belum terlalu banyak sih. Cuma sekarang udah bisa di mix gitu karena udah lulus uji alergi selama 4hari. Misal saya campur gasol ubi&kacang hijau. Atau kalau mau nyoba pepaya saya sudah bisa mix sama ubi. Jadi bubur ubi saus pepaya. Lumayan lah mangkoknya jadi lebih berwarna. Cuma di bulan ke 7 ini saya mulai agak longgar untuk tes alergi. Lebih tepatnya nggak sabaran sih. Jadi saya coba per bahan makanan 3hari saja. Hehe... Alhamdulillah semuanya lolos tanpa ada alergi

Ohya ada 2bahan makanan yang paling saya ingat di bulan ke7 ini. Hasil dari googling sayuran untuk 7bulan saya dapat zuccini dan kabocha. Tapi memang nyarinya ga gampang loh bu ibu. Ga semua pedagang pasar ngerti itu zuccini dan kabocha. Ibu&kakak saya aj ga ngerti. Akhirnya karena penasaran dengan itu sayuran maka saya nitip deh ke suami sepulang dari kantor buat beli 2sayuran itu. Suami dapat zuccini di Hero. Sedangkan kabochanya dapat di Hari-Hari. Setelah saya lihat penampakannya terjawablah rasa penasaran saya. Zuccini ini lebih menyerupai timun. Sedangkan kabocha lebih mirip labu kuning. Saran saya sih ga perlu ngoyo buat mencoba bahan makanan ini kalo bisa diganti dengan yang lain. Misal timun biasa atau labu kuning yang biasa dibuat kolak. Tekstur dan rasanya mirip. Cuma saya kurang tau juga ya timun apa boleh buat 7bulan. Silahkan di google atau tanya DSA ya buibu.

Aga 7 bulan juga sudah makan 2x sehari. Pagi dan siang. Cuma di 7bulan 3minggu, saya tingkatkan intensitasnya jadi 3x sehari. Soalnya pada suatu malam dia ga nyenyak bgt bobonya sambil gerakan mainin bibirnya kayak ngunyah gt. Saya pun mengartikannya sebagai lapar. Akhirnya jadilah makan Aga 3x sehari yaitu pagi, siang, sore. 

Meski udah 3x..sebelumnya Aga sempet GTM juga loh. Mungkin bosen sm rasa gasol ya. Atau g suka sama sendok yg kegedean. Pas saya ganti sm sendok yg lebih kecil bawaan dari baby home food maker itu dia lahap lagi. Duh...padahal yang ga dia suka itu sendok baru beli. Taw gt g usah ibu beliin ya. Yah...barangkali masih adaptasi tapi setelah semingguan saya coba kasih sendok baru lagi. Dia welcome. Hehe..

Berikut daftar makanan yang dicoba Aga di bulan ke7 beserta sebagian penampakannya. Karena catetan saya raib, Saya coba kasih judul fotonya sambil inget2 dari penampakannya ya. 

1. Zuccini
2. Kabocha
3. Pir
4. Pepaya
5. Jeruk

Bubur Gasol Ubi dan Gasol Kacang Hijau


Bubur Kentang dan Labu kuning


Pure Zuccini


Bubur Kentang dan Gasol Kacang Hijau


Bubur Gasol Beras Merah & Gasol Kacang Hijau


Bubur Gasol Ubi dan Kabocha


Bubur Kabocha & Zuccini


Bubur Gasol Ubi & Saus Zuccini


Bubur Kentang & Gasol Beras Merah


Bubur Gasol Ubi & Saus Pepaya


Bubur Gasol Kacang Hijau & Saus Pir


MPASI 8bulan

Di 8 bulan ini Aga sudah bisa makan nasi. Horeee masaknya lebih seru lagi. Yieppi. Saya bosan sama gasol. Kurang ada tantangannya. Sekarang aga sudah bisa makan nasi tim. Asiik. Dan saya pun mulai mencoba bentuk beras yang sesungguhnya. Beras putih dan beras merah. Untuk beras putihnya saya pakai beras yang kami makan sehari-hari. Sedangan beras merah saya pakai yang organik. Sayangnya aga kurang suka beras merah karena tekturnya yang kenyal. Jadi kadang saya campur dengan beras putih. Kadang juga saya blender kasar dulu biar tekturnya lebih halus. Untuk tes alergi sudah saya reduksi lagi jadi 2hari. Hehe...untukseterusnya ini..ga direduce lagi..hehe ^^V

Meski makan 3x saya nggak harus masak 3x juga loh. Saya cukup masak sekali pagi hari. Trus dimasukkan ke baby cup kecil dan dimasukkan kulkas bawah (bukan freezer). Kalo mau dikasih ke Aga tinggal dikeluarin dari kulkas seitar 30menit trus direndem di air hangat.

Karena pagi hari saya cukup hectic. Harus masak buat diri sendiri, buat bekal suami&mandiin aga. Saya pernah coba siasati masak di malam hari lalu dimasukkan freezer untuk diberikan keesokan harinya. Cara ngangetinnya sih sama kayak ngangetin ASIP gt direndem di air hangat. Cuma Aga nggak suka. Setelah saya coba emang iya nggak enak. Tekturnya jadi berbutir2 gt. Kasar. Nggak enak deh pokoknya. Akhirnya nggak saya ulangi lagi deh. Pagi disempet2in deh. Direla2in bangun pagi demi makanan Aga yang fresh. 

Di 8 bulan ini Aga mulai bubur nasi tapi masih disaring dulu. Aga juga sudah mulai coba wortel, bayam, buncis, kacang panjang dan sayuran lain yang lebih keras tekturnya. Aga juga mulai coba daging sapi&ayam. Hmm...makannya jadi lebih lahap deh. 

Untuk daging mesti diblender dulu. Karena nyerat banget. Sedangkan sayur2 keras lainnya cukup dikukus trus dihalusin pake baby home food maker. Tinggal bejek2 di saringan beres deh. Cuma emang mesti pake tenaga ekstra ngebejek2nya. Pernah suatu waktu minta tolong si Ayah buat ngebejek2 wah hasilnya emang beda ya sama bejek2an saya. Si ayah dengan tenaganya terbukti lebih cepat menghasilkan. Hehehe

Disini ada beberapa penampakan bubur saring Aga. Beberapa saja ya yang terlihat cantik ya saya foto. Tapi selebihnya banyak juga kok yang semua bahan saya campur jadi satu. Sayurnya dibagian akhir. Jadi semua kecampur gt. kurang menarik sih untuk difoto...cuma Aga tetep lahap tuh. Hehehe

Bahan Makanan yang dicoba Aga (sambil inget2)
1. Buncis
2. Wortel
3. Bayam
4. tempe
5. Ayam
6. Daging sapi

Penampakan ngebejek2 buncis


bubur saring wortel..kaldu ayam & buncis


bubur saring wortel dan daging sapi


Saya lupa ini apa. Tapi klo ga salah sih bubur kacang hijau & tempe


Ini penampakan baby cube punya tupperware. Kalo lagi males langsung saya suapin dari sini bun. Ga dituang di mangkok lagi. Hehe :D


MPASI 9bulan

Tambah umur makin bertambah juga bahan makanan yang bisa dimakan Aga. Saya pun makin semangat bikin mpasinya. Menginjak 9bulan Aga sudah boleh coba telur&ikan2an dan banyak variasi kacang2an. Aga sudah boleh juga makan produk turunan susu seperti mentega&keju. Untuk telur saya kasih telur ayam kampung dulu. Itupun kuningnya aja. Sedangkan ikan saya coba ikan tawar dulu gurami dan lele. Setelah lolos baru saya berani coba ikan laut. Ikan laut yang nggak mau saya lewatkan adalah salmon. Karena ikan daging merah ini punya gizi yang tinggi. Alhamdulillah meski sekarang uji cobanya cuma 2hari tapi lolos semua. Cuma saya masih belum berani coba udang karena saya punya riwayat alergi. Plus saya masih bingung cara membedakan udang yang baru dan yang lama. Nanti deh kalo udah setaun baru dicoba.

Di 9bulan ini Aga mulai coba tim saring yang lebih kasar. Caranya bertahap. Sebagian masih saya saring alias saya bejek2 di saringan. Tapi separohnya saya biarkan tanpa dibejek2. Alhamdulillah Aga masih lahap. :)

Ngga banyak pic yang bisa saya share. Soalnya ya itu tadi. Ngga semua saya sajikan cantik di mangkok. Lebih sering langsung suapin di babycubes aja. Lumayan irit cucian. Hehe...


Ini mentega unsalted merk orchid. Pada prakteknya jarang dipake karena makanan lebih sering dikukus&direbus. Kalopun dicampurin mentega jadi eneg gt Aga ternyata kurang suka. 


Nguprek-nguprek supermarket keju itu nggak ada yg unsalted y bun. Yg ada lowsalt aja. Menurut lidah saya sih urutan rasa tawar dimenangkan oleh prochiz, diamond, baru kraft. Cm saya nggak suka kemasan prochiz yg after kardus cm dibungkus plastik bukan aluminium foil. Jadi selanjutnya lebih sering beli kraft aja karena diamond cuma ada di supermarket besar

saya lupa ini bubur apa tapi sepertinya ini saus mangga deh. Mungkin yang bawah itu kentang ya. Aduh maap bunda bener2 lupa.


nasi tim kasar kayaknya campur ayam campur wortel pastinya


nasi tim saring wortel dan kacang polong sepertinya


Untuk yang baru disini saya ingat saya coba strawberry. Ada yg bilang baru boleh umur1tahun. Tapi saya tahunya setelah ngasih ke Aga. Hehe...Tapi alhamdulillah Aga baik2 saja. Saya agak niat bikinnya saya campur dgn pir dan dibuat ala-ala chef yang pake garnies gt deh.


smoothies strawberry&pir



Untuk bulan ini maap yah bun gda pic nya. Karena kyknya ya picnya begitu2 aja. Hehe. Saya mulai konsen ke isi makanan drpada tampilannya.


Pesan buat bunda2 lain yang lagi masa-masa MPASI semangat yaaa berikan yang terbaik buat si kecil ;)