Salah satu hal yang paling membahagiakan ketika mempunyai
anak adalah saat-saat menyaksikan tumbuh kembangnya. Hal ini bisa jadi sesuatu
yang mendebarkan juga. Terutama buat saya.
Fase motorik Aga terbilang slow...alias pelan. Saat bayi
sudah mulai tengkurap dia baru belajar miring. Saat yang lain sudah mulai
merangkak maju Aga masih asyik berguling. Dan saat yang lain sudah lancar
berjalan Aga masih belajar merangkak. Hehehe...Aga ini sungguh sangat kalem.
Alon-alon dan alhamdulillah klakon semua. Artinya Aga normal dan tidak ada
kelainan.
Fase Miring.
Menjelang umur 3 bulan, saat saya masih di Malang ada
perawat yang datang dari RS tempat Aga periksa dan imunisasi. Perawat itu
bertugas mengecek tumbuh kembangnya. Sepertinya itu fasilitas tambahan ya, dan gratis
juga jadi saya oke2 saja. Setelah diperiksa sepertinya wajah si perawat itu
khawatir gt karena Aga belum bisa miring sendiri. Mungkin itu akibat Aga selalu
minta dipangku saat siang hari jadi eksplore geraknya kurang. Disitu perawat
mulai menasehati saya untuk melatihnya. DIa juga menganjurkan saya untuk
mengajarinya tengkurap. Tapi saya masih takut nengkurepin Aga yang masih
ringkih itu. Saya pilih melatihnya miring dulu deh.
Berawal dari situ saya belajar menyusui sambil berbaring.
Awalnya kikuk. Tapi lama-lama terbiasa dan terasa lebih nyaman terutama di
malam hari. Tentu saja jika dibandingkan harus bangun dan memangku Aga untuk
menyusui. Kalo menyusui sambil berbaring saya bisa menyusui sambil tidur juga.
Hehe. Tapi ini sebenarnya kurang dianjurkan untuk baby born ya. Takutnya
bayinya ketindihan ibunya yang tidur. Hii...amit-amit ya.
Akhirnya sekitar umur 4bulan Aga bisa miring sendiri saat
ingin menyusu. Yang bisa memancingnya ya cuma asi...kalo cuma mainan sih...dia
masih cuek. -_-"
Fase Tengkurap.
Dari yang saya baca tengkurap itu adalah cikal bakal fase
motorik bayi. Dari situ saya mulai getol melatihnya tengkurap. Di umur 4,5bulan
akhirnya dia bisa berguling tengkurap juga. Lagi-lagi pancingannya adalah asi.
Saat dia usel-usel cari asi saat itu pula dia akhirnya berguling. Tapi saya
masih agak sangsi dia bisa berguling karena kemampuannya sendiri ato karena
kasur saya yang miring ke tepi. Ek Ok! :D Saya terus melatihnya dan akhirnya
dia bisa tengkurap sendiri dengan susah payah. Dia pun mulai menikmati dan
canggih tengkurap di umur 6bulan. Nah cuma dia belum bisa balik sendiri. Jadi
tiap kali habis tengkurap sendiri dia nangis minta dibalikin lagi. Fyuh.
Belajar berguling agak saya abaikan karena sudah memasuki
masa mpasi. Dia harus belajar duduk alias didudukkan. Awalnya masih di boucher
yang agak miring. Trus saya coba sewakan kursi bumbo tempat bayi belajar duduk.
Setelah 8bulan akhirnya dia bisa duduk (didudukkan) tanpa sandaran.
Fase Merangkak
Saya saaaangat menantikan fase ini. Saya nggak mau fase ini
terlewatkan. Meskipun sebagian orang bilang gpp. Tapi saya tetep mau lihat anak
saya pantatnya geal geol ngejar saya saat merangkak. Paassti luucu kan.
Saya memang agak khawatir Aga melewatkan fase ini karena
dulu Ayahnya ga melalui fase merangkak tapi ngesot. Makanya itu saya geetol
melatihnya sejak umur 8bulan. Cumaaa..saya waktu itu kurang memahami
urut-urutan fase bayi sampai akhirnya
merangkak. Nggak kebayang gt. Buat saya Aga sudah tengkurap brarti beres dan
beralih ke tahap selanjutnya. Sudah Duduk meski masih didudukin. Tahap
selanjutny ya saya pikir tinggal badan condong dan merangkak. Yah...bayangan
saya yg ga runut ini harap dimaklumi ya karena saya kan belum pernah punya
bayi.
Setelah saya tanya pengalaman temen-temen yang sudah punya
anak ternyata urut-urutannya bayi akan tengkurap dan berusaha menggerakkan
badan dengan perut atau merayap seperti cicak. Setelah mampu mengangkat tulang
panggulnya dia akan merangkak. Jika sudah merangkak dengan mudah dia akan
duduk. Jadi memang kuncinya adalah tengkurap.
Karena persepsi saya yang ga paham-paham banget tentang
runutan tumbuh kembang bayi ini membuat stimulus yg saya kasih kurang tepat.
Saya sudah memaksa dia untuk merangkak padahal dia kurang berlatih mengangkat
beban tubuhnya dengan tangan dan panggul. Dan Aga yang sudah bisa duduk jadi
lebih sering saya dudukkan ketimbang tengkurap. Padahal itu justru tidak bisa
merangsang dia untuk merangkak.
Dann mulailah saya kembali lagi dengan lebih sabar dan lebih sering menengkurapkan Aga di lantai yang dialasi matras. Saya memulainya ketika Aga berumur sekitar 9 bulanan. Dia memang berusaha menggerakkan badannya dengan perut dan tangan alias merayap, tapi nggak maju dan nggak mundur melainkan bertumpu pada satu poros di perutnya alias muter. Hahaha. Perlahan-lahan...makin ekspert dia muter pake perutnya lama-lama dia bisa merayap mundur. Makin ekspert dia merayap mundur, suatu ketika saat saya keluar dari kamar mandi saya lihat dia sudah posisi duduk padahal awalnya saya tinggalkan dia tengkurap. Gotcha! Aga sudah bisa duduk sendiri. Horeeee. Saya giraang banget. Karena awalnya berniat maw ke dsa karena parno dengan tumbuh kembangnya yang lambat. Akhirnya ga jadi deh. Yaa meskipun belum merangkak at least dia ada dua kemajuan lah ya. Di umur 10bulan dia bisa merayap mundur dan duduk sendiri :)
Saya mulai percaya diri. Aga normal kok meski agak telat.
Hehe. Setelah bisa duduk sendiri dia mulai bergerak maju. Meski belum
mengangkat pantatnya. Alias masih merayap. Dia seneng banget ketika merayap
maju dan berhasil turun dari matrasnya ke lantai. Tangannya merasakan sensasi
dinginnya lantai yang beda dengan matras. Aga pun berteriak girang. Hihihi.
Seneng deh kalo puter ulang videonya.
Setelah canggih merayap maju Aga pun mulai angkat2
pantatnya. Lama-lama dia berhasil merangkak di usia 11,5 bulan. Horeeeeee. Saat
yang lain seneng liat anaknya bisa jalan, saya sudah cukup senang lihat Aga
merangkak. Hahaha.
Fase Berdiri dan Jalan
Merangkak memang selain bagus untuk otaknya juga melatih
otot lututnya. Dia pun mulai lebih sering wira-wiri mengeksplor seisi rumah
dengan merangkak. Tapi dia lebih seneng lagi berdiri sambil berpegangan.
Hihihi...ini yang agak deg-degan juga. Saya harus mengamankan barang-barang
pecah belah yang ada di atas meja. Tapi pernah juga korban 1cangkir dan 1piring
pecah. Untungnya Aga nggak luka. Highchair yang fungsinya buat dia duduk dan
makan juga jadi sarana dia berlatih berdiri. Yaa ini karena rumah saya minim
furnitur yang bisa jadi pegangan dia. Hehehe.
Kalo soal jatuh jangan ditanya lah ya. Sering! Sering banget. Yang pake kejedut ataupun enggak. Tapi selama si anak baik-baik saja, tidak panas atau muntah habis jatuh, insyaAllah masih aman yah moms.
Awalnya Aga bisa berdiri tanpa berpegangan selama 10detik,
dan makin lama, makin lama. Dia pun mulai rajin saya titah sejak usia setaun.
Sebenarnya sejak 8bulan dia sudah seneeng banget dititah ayahnya. Cuma saya
stop. Karena saya pengen Aga merangkak dan ga langsung jalan. Hehehe. Jadi
waktu di tetah di usia setaun dia udah lumayan lancar tinggal jaga keseimbangan
aja.
Lama-lama dia mulai berani jalan tanpa berpegangan. Awalnya
cuma nyebrang dari ujung kusen pintu ke sisi kusen pintu lainnya. Lama-lama
mulai bisa sekitar 3m. Lama-lama bisa jauh juga. Akhirnya di umur 14,5 tahun
Aga bisa jalan. Horeeee :)
Sekarang (18bulan) Aga sudah bisa naik tangga meski masih
sambil merangkak. Kalo ada tangga bawaannya pengen naik turun deh. Hossh yang
jagain ini capeknyaaaa. Tapi tetep yaaa capekny itu ga ngalahin rasa senengnya.
Beneran deh. Saya ga kerasa aja tiap hari puter komplek 3-4x pagi&sore hari
eee...jadi kurus juga loh. Hahaha.
Kesimpulan
Supaya ga pusing baca tulisan saya yang panjang saya buat
intisarinya ya.
1. Runutan tumbuh kembang versi Aga. Miring---tengkurap---bolak-balik---didudukkan----merayap
muter---merayap mundur---duduk sendiri---merayap maju---ongkong-ongkong(angkat
pantat)---merangkak---berdiri berpegangan---jalan berpegangan---jalan tanpa
pegangan.
2. Beri stimulus tengkurap sesering mungkin sejak dini untuk
melatih otot-ototnya.
3. Beri benda yang menarik perhatian bayi saat melatih
tengkurap/merangkak/dll. Ini tergantung minat bayi ya. Bisa mainan boneka,
bunyi-bunyian,ato makanan. Kalo Aga tertariknya sama makanan. Miring,
tengkurap, merangkak, berhasilnya ya karena makanan. Hehehehe.
4. Tiap bayi itu beda-beda. Nggak perlu terlalu dibandingkan
satu dengan lainnya. Selama masih dalam batas wajar, anak aktif dan sehat
jangan terlalu khawatir yah moms. Buat saya, meski Aga telat, dia tetap selaaaalu
nomer 1 lah di hati ibunya. Hehehe...ya iya lah yaaa