Rabu, 22 Maret 2017

Aga Sukses Pipis di Kamar Mandi

Well, blog ini sangat telat sepertinya. Tapi yaaa better late than never. Saya merasa punya utang untuk nulis ini karena sebelumnya saya curhat cukup panjang di path dan facebook waktu itu tentang kelelahan saya melatihnya pipis di kamar mandi. Yaaa..masa jelek2nya anak, kurang2nya anak aja yang diekspos. Kelebihannya juga harus dong ditorehkan di blog ini. Hihi. :)

Aga sukses pipis di kamar mandi di usia 3,5 tahun kemarin. Kurang lebih sebulan setelah masuk sekolah. Cukup meleset dari target saya di usia sekolah dia sudah bisa pipis di kamar mandi, cuma ya melesetnya ga jauh-jauh amat lah ya. Alhamdulillah. Baiklah saya mulai kisah toilet training Aga.

Toilet Training 1
Sebenarnya saya sudah memulai toliet training Aga ini cukup awal ya. Sebelum dia usia 2tahun, sekitar 18bulan lah saya mulai. Kenapa saya mulai di umur segitu karena ada yang bilang makin cepat diajari makin cepat bisa. Ada buktinya juga anak tetangga yang nggak pake pempes sama sekali sudah bisa pipis sendiri di usia 9bulan. Hebat ya. Makanya saya coba Aga di usia 18bulan. Harapannya He can do it too.

Waktu itu saya mulai dengan cara melepas clodinya saat pagi (bangun tidur) sampai siang (sebelum jam tidur siang). Cukup singkat sih. Yaaahh pemanasan juga lah buat ibunya. Pemanasan untuk sering ngepel tepatnya. Ehehee. Saya coba bawa Aga ke kamar mandi untuk pipis 30menit sekali. Tapi ya pasti belum bisa pipis juga sih di kamar mandi. Samaaa sekali nggak pipis. Pas dibawa keluar dari kamar mandi malah pipis. Hifftt. Dan dalam 30 menit bisa 2x pipis. Jadi saat di awal-awal Aga saya bawa ke kamar mandi tiap 15menit sekali. Lama kelamaan berkurang jadi 30menit sekali, lalu 45 menit sekali. Tapi yaaa lebih sering kecolongannya juga sih. Bisa 20menitan jg. Suka-suka Aga lah pokoknya. Dan Aga belum bisa juga keluar pipisnya saat dibawa ke kamar mandi. Hixx. Jadi mungkin hampir tiap 5menit saya waspada.

Dalam sehari hampir 2-3x saya ngepel. Bisa diduga dong, saya lelahhh makkk :(. Apa kabar yang tadinya ngepel mungkin cuma seminggu sekali jadi tiap hari 2-3kali. Karena kelelahan itu lah usaha saya nggak ajeg. Saya lebih konsen menghilangkan najis yang ada di rumah daripada memberi sounding ke Aga. Yang katanya disuruh sounding sesaat sesudah dia tidur pun jadi makin jarang saya lakukan. Bicara ke Aga pun, entahlah dia paham atau tidak mengingat bicaranya di umur 18bulan baru bisa abu untuk ibu, dan mam untuk makan. Masih minim sekali lah kosakatanya.

Akhirnya, semangat saya yang menggebu pada awalnya itu harus kendor karena kelelahan. Hingga kemudian lebaran datang. Saya mudik cukup lama ke rumah orang tua saya. Laaalu saya dan Aga pun terrrlena lagi dengan clodi, eh bahkan pempes yang tinggal plung. Oh My God!

Toilet Training ke 2
Setelah kembali dari mudik, bisa diduga saya mulai lagi dari awal. Hix. Tiap 15menit Aga pipis. Tiap itu pula saya ngepel. Awalny sekali ngompol saya pel semuanya. Tapi lama kelamaan nemu ritmenya. Jadi saya pel yang kena pipis aja. cukup menghilangkan noda pipis, kasih cairan pel sedikit dan selesai. Bagian rumah yang lain ga di pel. Hanya pas sesi toilet training selesai, Aga saya pakaikan clodi/pampers, baru saya pel ulang seemuanya.

Meski udah nemu ritmenya, tetap saja sih saya lelah. Saya sungguh nggak yakin Aga paham pipis yang saya maksudkan. Dia tetap nggak pernah pipis di kamar mandi. Masih pipis diiimana saja :( Ritmenya pun suka-suka dia. Kadang 45 menit, 20 menit, 15 menit dsb. Hingga akhirnya kami liburan akhir tahun ke rumah orang tua kami. Laaagi lagi saya terlena. Terlena oleh clodi dan popok sekali pakai. Oh My God.

Toilet Training ke 3
Sekembalinya dari mudik libur akhir tahun yang yaaa lumayan panjang itu (kurleb sebulanan) yaaa saya mulai lagi dong ya toilet trainingnya. Sampai kemudian kami memutuskan untuk merenovasi rumah yang kami beli tepat di belakang rumah yang kami sewa. Saya jadi lebih sibuk"ngopeni" tukang. Bikinin kopi kue dsb. Toilet training jadi nomer 2. Pikir saya nanti deh sekalian pindah rumah sekalian di sapih dulu. Setelah itu baru lanjut toilet training. Harapan saya pipisnya jadi lebih bisa terkontrol karena asupan cairannya tidak sesuka-suka dia seperti saat masih asi.

Toilet Training ke 4
Laluuu pindah rumah baru, sukses menyapih dan mulai lah saya toilet training yang ke...mm...4 ya. Saya lebih niat lagi. Saya coba cara baru mengenalkannya pipis dengan memberi contoh dulu. Alhamdulillah sukses. Dia tahu yang saya maksudkan dengan pipis. Beberapa kali pernah pipis di kamar mandi, tapi yaaa lebih banyak kecolongannya sih. Hix. Hingga permasalahan pun kembali lagi. Lelah dan mudik lebaran lagi. Toilet training pun ikut cuti. Kembali ke pempes dan clodi maning. Yah paling tidak meski tetap memakai pempes atau clodi di sana, saya masih berusaha mengajaknya ke kamar mandi tiap dua jam sekali. Alhamdulillah agak berjalan dengan baik. Meski yaa banyak kecolongannya juga sih dia tetap pipis di popoknya.

Toilet Training ke 5
Pulang mudik lebaran dicoba lagiiiii, lalu libur akhir tahun, berhenti lagi, dan saya stress. Saya coba kasih tontonan bahwa tidak boleh pipis di sembarang tempat, harus di kamar mandi. Eh dia malah ga mau ke kamar mandi. Malah intesitas pipisnya makin sering. Ahhh lelah lah saya. Saya sungguh iri sama anak tetangga yang sebenarnya mulai toilet training nya duluan Aga tapi yang duluan berhasil diaaa. Saya tanya gimana caranya, mamanya jawab ga tau mungkin karena ganti pengasuh baru. AAAA...rasanya saya pengen menghire nanny yang bisa bikin sulapan sim salabim prok prok kamu ga ngompol lagi. Huhuhuhuhu.

Toilet Training ke 6
Setelah libur ahir tahun sampai di libur lebaran lagi Aga belum berhasil toilet training. Tapi lumayan saya sudah berani melepas popoknya saat tidur. Karena sebenarnya Aga ini nggak pernah pipis saat tidur. Popoknya selalu kering saat tidur. Dia biasanya akan pipis sesaat setelah bangun tidur. Jadi saat dia baru melek. Langsung saya angkat, saya ajak ke kamar mandi. Lumayan, berhasil. Tapi tidak saat siang, saat dia main. Lap pel masih jadi teman baik saya. Kewaspadaan saya pun harus ekstra. Apalagi saat main ke rumah tetangga. Saya harus bilang berulang kali ke Aga untuk bilang dulu sebelum pipis. Ah tapi apa daya, namanya juga belum berhasil ya. Aga sempet beberapa kali ngompol di rumah tetangga. Hix.

Masuk Sekolah dengan Pempes
Akhirnya saat Aga masuk sekolah dia belum lulus toilet training juga. Hix. Disitu saya merasa hancur lebur gagal sebagai ibu. Yang akhirnya meluapkan kesedihan saya di medsos. Apalah saya ya. Hanya wanita biasa yang tergoda juga curhat di medsos. Huhu..
Ah tapi memang saya kadang terlalu lebay sebagai seorang Ibu. Sebenarnya beberapa teman Aga ada juga yang belum lulus toilet training. Tapi banyak juga yang umurnya lebih kecil dari Aga sudah bisa pipis di kamar mandi. Hix. Irrii...

Akhirnya Berhasilllll
Setelah Aga sekolah agak mudah menjelaskan padanya bahwa pipis harus bilang, dan harus di kamar mandi. Kebetulan waktu saya masih menunggui Aga di kelas ada temannya yang pipis di kamar mandi. Disitu saya ceritakan kalo pipis harus di kamar mandi. Saya jelaskan juga kalau pipis di celana nanti celananya basah, bau, nanti didatangi semut. Kalau celananya banyak semutnya nanti Aga bisa digigit semut. (yang ini jatuhnya jadi agak nakut2in juga sih)

Waktu Aga sekolah saya pakaikan pempes. Tapi pempesnya tidak basah artinya selama pukul 07-11 bahkan lebih, dia bisa menahan pipis. Sesampainya di rumah saya biasakan ganti baju, cuci tangan dan pipis di kamar mandi. Ritmenya selalu seperti itu. Jadi frekuensi ngompol di lantai rumah mulai berkurang. Hingga akhirnya Aga jatuh sakit. Campak. 10 hari tidak saya bolehkan keluar rumah. Tidak juga sekolah. Sembuh dari campak dia sempet ngompol di depan kulkas, saat ada tamu di rumah. Dengan nada agak tinggi saya bilang ke dia ga boleh pipis di lantai sembarangan. Dari situ dia mulai ngeeeeh. Dan aware. Dan sangat memperhatikan alarm tubuhnya saat ingin pipis. Dan saat itulah kami BERHASIIIIIIILLLL. Setelah melalui entah berapa purnama ya. Ehehehe. Akhirnyaaaa di berhasil di umur 3,5 tahun :)

Meski sudah bisa pipis di kamar mandi rupanya Aga belum nyaman pipis di sekolah. Jadi saya pakaikan training pant ke sekolah. Hal ini harus di sounding juga bahwa di sekolah ada kamar mandi. Yang membantu pipis miss dan ustadzahnya. Pernah sih ngompol di sekolah sekali, tapi ga sampe celana luarnya basah. Berkat training pant. hihihi.. Hingga sekarang Aga sudah mau beberapa kali pipis di sekolah dibantu gurunya.


Pelajaran Berharga

☺Sabar sabar dan sabarrr
Ini tidak perlu dijabarkan ya sepertinya. Mungkin mesti banyak-banyak dzikir dan minum air putih. Supaya meski stok tenaga habis, stok sabar masih ada.
Komunikasi
Jangan hanya fokus membersihkan pipis anak yang tercecer. Yang utama adalah souding pada anak. Katakan dia sudah besar dan hanya boleh pipis di kamar mandi. Sampaikan juga dampaknya jika pipis sembarangan.
☺Mulailah di saat yang tepat
Bukan di saat ingin atau iri pada anak lain yang sudah berhasil ya. Itu terbukti hanya melelahkan jiwa dan raga. Percayalah setiap anak itu unik. Umumnya anak dengan kemampuan verbal yang baik bisa sukses toilet training lebih cepat. Jika verbalnya lebih lambat dari yang lain, atau belum lulus toilet training dibandingkan anak lain, percayalah dia pasti punya kelebihan yang lain :)
☺Konsisten
Kalau bisa jangan libar libur kayak saya ya. Jadi sering ngulangnya. Kalau bisa sediakan waktu khusus yang sekiranya tidak akan kemana-mana untuk belajar pipis di kamar mandi.
☺Hargailah dan Apresiasi Tiap Kemajuannya
Prakteknya nggak mudah ya. Seeperti saya yang hanya fokus pada goal untuk pipis di kamar mandi saja. Padahal proses panjang yang melelahkan itu bukan tidak membuahkan hasil loh. Hasilnya  Ada. Diantaranya rentang waktu pipisnya yang semakin lama, artinya dia sudah bisa menahan pipis. Lalu setelah disapih bahkan sebelum disapih dia sudah tidak pipis saat tidur malam. Biasanya dia baru akan pipis saat sadar, saat baruu saja bangun tidur.
Pentingnya menghargai proses itu baru saya sadari ketika saya harus menguuulang lagi dari awal berkali-kali. Disitulah saya mencoba bersyukur di setiap kemajuannya. Di saat pipis sejam sekali saya bersyukur paling ngga udah ngga tiap 15menit sekali. Saat kecolongan Aga pipis di lantai saya masih bisa bersyukur setidaknya bukan waktu tidur. Ga perlu cuci atau ganti sprei. Yah begitulah. Harus pandai bersyukur dan mengapresiasi tiap kemajuannya.
☺Siapkan tools yang diperlukan
Training pant.
Celana untuk latihan pipis ini cukup membantu menurut saya. Di awal Aga belajar pipis. Dia selalu jongkok saat akan pipis atau pub. Training pant yang baik bisa menampung pipis tidak jatuh. Asal pipisnya ga banyaak sekali ya. Jadi lumayan lah saya nggak usah khawatir pipisnya beleber. Kalaupun sedikit beleber area ngepel saya nggak selebar kalau pipisnya beleber kan.

Sprei waterproof. 
Ini untuk yang suka ngompol saat malam hari. Sprei waterproof ini mencegah air masuk ke kasur. Jadi aman deh dari angkat dan jemur kasur yang buerat itu. Cukup cuci spreinya saja. Sebenarnya ga dilapis sprei kain juga ga panas sih. Cuma agak ga estetis saja menurut saya. Kalau nggak ingin beli sprei waterproof bisa juga pakai perlak yang cukup lebarrr sekasur. Tapi kelemahan perlak ini yaa kurang bisa nutup sampai ke celah-celah ya. Kalau sprei waterproof tetap bisa dipakai walau sudah berhasil toilet training. Katanya menghambat tungau kasur naik dan terserap ke pernapasan. Cocok buat yang alergian kayak saya.

Ember dan kain pel.
Saya siapkan ember khusus baju kotor yang kena pipis. Jadi kalau sudah kena pipis di basuh dulu dengan air mengalir sampai hilang pipisnya. Baru bisa dicuci bersamaan dengan baju Aga lainnya.


Begitulah kira-kira cerita panjang saya tentang melatih Aga pipis di kamar mandi. Percayalah kesabaran itu pasti membuahkan hasil. Tetap semangat selalu ya ibu-ibu, mama-mama, bunda-bunda, umi-umi seeemuanya :)