long
time no see...eh no tell a story ya tentang Aga. Yaa seperti biasa emak2 emang
selalu jadi orang tersibuk sedunia. Hehe.. Kali ini saya mau bercerita sesuatu
yang agak jorok. Saya sarankan tulisan ini dibaca saat tidak akan sedang makan,
tidak sedang makan, ataupun tidak baru saja makan. Kalo dilanggar saya nggak
nanggung ya kalo ada efek makanan keluar lagi dari mulut alias muntah. Heeee...
Yap.
Seperti judulnya saya mau bercerita tentang Pub Aga. Pub yang saya maksud
disini adalah hasil buangan padat manusia. Saya menyebutnya pub karena terlihat
lebih sopan menurut saya dibanding bahasa lainnya. Dan lebih membumi sih
dibanding kosakata feses atau pun tinja. Membahas kosakatanya saja sepertinya
udah Hiiii gitu ya. Eits ini baru awal. Saya bakalan kasih gambarnya juga loh.
Tapi tenangg tanpa bau kok. HAHA...Kalo sudah punya bayi mau nggak mau ya nggak
boleh "HII" (baca jijik)..tapi harus "HA"(melengkapi
pengetahuan tentang pub bayi)
ini pub
bayi di awal kelahirannya. Warnanya biasanya hitam. Ini adalah sisa2 makanan
saat dia di rahim. Mekonium ini akan dikeluarkan paling tidak satu hari sesudah
kelahiran. Aga mengeluarkan mekonium pertama waktu masih di RS. Awalnya saya
agak kaget waktu Aga rewel dan memeriksa popoknya. O mai gat. Kenapa pub nya
item begini ya. Tapi karena masih di RS masih ada perawat yang bantu
membersihkan. Mekonium Aga yang kedua keluar saat Aga sudah ada di rumah.
Untungnya ada kakak yang membantu dan mengajarkan saya cara membersihkan pub
bayi.
Pub bayi
asix akan tampak seperti pub orang diare. Bentuknya agak encer tapi masih ada
ampas kekentalannya. Awalnya saya agak susah membedakan pub normal asix dan pub
diare. Saya udah khawatir aja Aga diare. Untungnya saya googling dan nyasar ke
web ini. Disini dibahas jenis-jenis pub bayi beserta gambarnya. Hehehee...saya
copy juga disini ya supaya jadi pelajaran emak-emak yang lain.
Warna
pub Aga ini seperti kuning telur. Cerah keemasan. Utinya sukaaa banget sama
warna pub Aga. Haha.... Dan ternyata memang pub bayi dengan warna kuning cerah
ini menandakan ia sehat dan dapat menyerap dengan baik zat-zat baik dalam asi.
Selepas
bulan pertama Aga tidak lagi sering pub sedikit-sedikit. Biasanya dia akan pub
sekali di pagi hari saat berjemur. Hehehe...Karna saya suka ajak Aga berjemur
di lapangan yang agak jauh dari rumah, jadi saya selalu bawa peralatan tempur
buat bersihkan pub Aga. Makin bertambah umurnya makin jarang dia pub. Katanya
untuk bayi yang masih asix hal itu wajar. Tandanya asi dapat terserap sempurna sehingga
tidak ada zat padat yang harus dibuang. Ada yang mengatakan normalnya 7hari
bayi asix tidak pub. Ada pula yang mengatakan 10 hingga 14hari. Tapi syukurlah
selama-lamanya Aga asix tidak pub ya 7-8hari. Jadi saya masih no worry. Cuma
kakak saya menyarankan untuk saya lebih banyak minum dan makan berserat supaya
Aga juga nggak lama-lama pub nya.
Konsistensi
tinja diare lebih encer daripada pub bayi asix. Kalo asix masih kental
sedangkan pub bayi diare lebih encer dan biasanya disertai banyak lendir yang
menandakan adanya infeksi. Terkadang pub bayi berlendir juga tidak selalu
pertanda infeksi. Bisa juga karena ludah bayi yang belum bisa dicerna oleh
perut.
Sedihnya
Aga kena diare saat umurnya 5bulan lebih 3minggu. Sesaat sebelum mpasi. Waktu
itu di rumah entah kenapa lagi banyak-banyaknya lalat ijo gede. Dan ada 1 yang
masuk ke kamar. Nggak tau kenapa saya iba buat membunuhnya pake raket nyamuk.
Sebelumnya saya agak ragu ini diare atau bukan. Karena menurut buku yang saya
baca dikatakan bayi asix diare jika pub nya lebih dari 6x. cmiiw. Tapi
mengingat pub Aga yang jarang hampir seminggu sekali, lalu berubah jadi 2-3kali
sehari itu sudah diluar kebiasaan banget. Apalagi warna pub nya berubah hijau
dan berbau tajam sekali.
Masa
observasi saya mau nggak mau harus terganggu karena kami harus melakukan
perjalanan jauh. Kami sudah planning untuk mudik ke Kudus dalam rangka lebaran.
Syukurnya Aga nggak rewel dan nggak pub loh dalam perjalanan naik bis. Mungkin
dia juga ngerasa kalo itu saat yang nggak nyaman ya untuk pub. Sampai akhirnya
waktu di kudus saya lihat pub nya ada lendir darah. Sedih banget rasanya. Saya
langsung membawanya ke Dokter Spesialis Anak (DSA)
Sempet
bingung sebenernya mau ke DSA mana di Kudus. Saya agak ragu di kota kecil ini
ada dokter yang pro RUM dan pelit ngasih obat. Ada satu rekomendasi dokter yang
akhirnya ketika saya datangi beliau sedang tidak praktek. Si suster menawarkan
untuk konsultasi by phone dan mendapatkan resep by phone juga.
Olalaaaaa....saya baru ngerti ini ilmu dokter ada yang bisa di aplikasikan
lewat sambungan telpon. Macam ilmu kebatinan aja. Saya pun mulai curiga. Dan
saya tolak. Si suster kemudian sok-sok an bertanya...ingat ya hanya bertanya
saja...dia tanya sejak kapan diarenya. Saya jawab seminggu. Dan dia pun
langsung menawarkan untuk rawat inap. HUH! Rasanya pengen neriakin si suster
itu aja deh.."HELLLOOO...GA MAU!Dokter bukan, priksa ubun-ubun nggak, main
nawarin nginep di sarangnya penyakit. NO! BYE!"
Akhirnya
cari rumah sakit lain. Kali ini lebih jauh dan DSA yang praktek tinggal satu
dan hari terakhir pula. Karena besoknya sudah lebaran! DSA nya cewek.
Hmm...sorry to say tapi buat saya agak meragukan juga. Yaaa gimana ya...dari
tanya jawab konsultasi saya dokternya itu nggak bersahabat banget deh, main iya2in
aja apa pertanyaan saya. Sama sekali nggak memberi pencerahan. DANNN...langsung
memvonis Aga disentri. Setau saya disentri itu harus tes pub di lab juga baru
bisa dikatakan disentri. Karena darah di pub belum tentu disentri. Apalagi
diare Aga baru 2-3x saja perhari. Masih jauh dari 6x untuk dikatakan diare.
Tapi ah
sudahlah saya pasrah. Mungkin petugas LAB nya libur karena besok lebaran.
Mungkin sudah ada yang mudik seperti saya. Dan karena divonis disentri Aga
harus kena antibiotik. Fyuh! Tapi saya nggak lupa untuk minta copy resepnya.
Buat ngecek lewat internet atau di cross check kan dengan DSA lainnya.
Karena
waktu itu masih momen lebaran jadi agendanya padat sekali. Kami harus ke
Semarang dan malamnya harus pulang ke Malang. Sesampainya di Malang mau lanjut
ke Madura. Tiket sudah dibeli dan tidak bisa dibatalkan. Saya cuma bisa berdoa
semoga Aga cepat sehat. Satu-satunya
agenda yang mungkin bisa dibatalkan ya ke Madura. Saya cuma berharap segera
sampai Malang dan periksa ke DSA yang saya percaya. Untungnya selama sakitnya
ini Aga nggak demam dan selama perjalanan berantai yang panjang itu Aga sama
sekali nggak rewel jadi emaknya ini lebih tenang juga. Obat yang diresepkan
dokter sudah saya cek di internet memang untuk disentri. Jadi saya tetap
memberikannya.
Sesampainya
di Malang saya langsung ke Dokter anak untuk memeriksakan Aga. Waktu ketemu DSA
di Malang Aga memang sudah membaik. Sudah nggak diare lagi. Tapi obat tetap
dihabiskan kata DSA di Malang. Karena waktu itu Aga sudah akan6bulan saya juga
menanyakan apakah penyakitnya kemarin berpengaruh pada jadwal pemberian
mpasinya. Untungnya dokter bilang mpasinya sudah boleh dimulai. Fyuh. Dan
masa-masa sulit diare itu akhirnya berlalu. Lega rasanya. :)
Aga ini
lucu. Di awal-awal mpasi ada yang bilang bayi umumnya sembelit. Tapi Aga ini
malah terlalu lancar. Baru habis makanan di mangkok sudah semerbak wangi pub
nya. Hahaha. Selama seminggu lebih dia begitu terus. Kecuali untuk makanan
pisang. Dia agak sembelit sama makanan ini. Dan memang baca-baca pisang umumnya
membuat bayi sembelit karena mengandung banyak pectin seperti kentang.
Saat mulai mpasi ini emang
semua yang dimakan Aga akan kelihatan banget di pubnya. Kalo makan sayur pub
nya berwarna hijau. Bahkan ketika makan ubi ungu, pub nya pun warnanya ikut
ungu. Seratnya pun miriippp. Jadi makanan itu kayak numpang lewat aja gitu.
Seperti masih sulit ia cerna. Ya namanya juga penyesuaian ya.
Seiring naiknya tekstur
mpasi nya Aga mulai jarang pubnya. Bentuk pub nya sih masih normal tidak keras.
Tapi tidak tiap hari. Kalau pun 2hari sekali saja sudah bagus. Seringnya sih
3hari sekali. Mungkin ini karena makannya masih bubur yang saya berikan ekstra
sayur yang banyak. Banyak serat juga bisa bikin susah pub loh sebenernya. Tapi
sekali lagi karena pubnya tidak keras saya nggak khawatir.
Kata orang pepaya bisa
melancarkan pencernaan. Saya pun mencoba. Eeee...lha kok malah 5hari dia nggak
pub. Dan waktu pub pun dia nangis. Kasian. Waktu saya icipin pepaya nya memang
ada yg masih setengah matang. Mungkin itu sebabnya dia jadi susah pub. Lain
hari saya coba lagi beri pepaya. Kali ini harus yang benar-benar matang. Tapi
sama loh ternyata tetap bikin susah pub. Olala ternyata hasil browsing sana
sini pepaya itu juga cocok-cocokkan. Ada yg bisa bikin lancar pub ada yang malah
bikin konstipasi. Mungkin Aga salah satu yg nggak cocok. Mungkin untuk saat
ini. Nanti kalau udah besar dikit saya coba lagi deh berikan pepaya.
Saya coba pisahkan pub Aga
sewaktu under 1year dan setelah 1year.
Ini karena permasalahan batita yang lebih kompleks. Saat ini Aga sudah
agak susah untuk duduk manis di highchair sewaktu makan. Dia juga seneng banget
bereksplor dengan peralatan makannya. Dan sebelnya lagi nggak semua bisa masuk
ke mulutnya kecuali yang tastenya bener2 pas di moodnya. Olala. Kadang bisa
nasi aja. Kadang ogah nasi. Dannn sayurnya pilih-pilih. Hampir sering nggak
dimakan kecuali saya sembunyikan dibalik nasinya. Buah sekarang juga
pilih-pilih. Yang paling dia doyan ya jeruk, kemudian semangka (karena
cenderung empuk untuk digigit), lalu pisang. Yang terakhir itu justru bikin pub
susah ya. Jadi kadang2 saja saya berikan. Padahal saya pengen Aga menyerap
banyak vitamin dari melon, buah naga, alpukat, dll. Tapii saya belum menemukan
cara yang pas untuk membuat dia suka sama buah selain jeruk pisang dan
semangka. Jus sudah, salad sudah, puding sudah. Mungkin ada saran lain? Ya yang
jelas apa yang dia makan itulah yang berpengaruh ke pubnya.
Kalo dia nggak mau sayur
dan buah sama sekali pub nya mulai susah. Keras, ada darahnya, dan nangis.
Kasian. Dan pernah satu kali saya beri mikrolax. Ini anjuran dari Dokter anak
juga yang waktu itu saya temui. Mikrolax boleh diberikan tapi tidak boleh
terlalu sering. Hanya sekali - sekali saja untuk membantu dia supaya tidak
kesakitan dan trauma untuk mengeluarkan fesesnya.
Ceritanya waktu itu dia
sedang sakit panas karena mau tumbuh gigi. Otomatis makannya lebih picky lagi
ya. Mau makan aja udah untung kok. Bisa ditebak pubnya pun susah. Dia mulai
gelisah seperti takut akan kesakitan. Akhirnya saya putuskan memberikan
microlax. Ga lama sesudah itu keluarlah pubnya. Alhamdulillah.
Sekarang saya mulai
menemukan makanan yang membantu melancarkan pubnya. Yaitu susu UHT. Hehe...kalo
minum susu UHT pub nya jadi lebih sering. Bisa sehari sekali atau paling nggak
2hari sekali. KAdang cuaca juga mempengaruhi loh. Kalo di rumah utinya di
Malang Aga bisa tengah malam pub sambil bobo. Bisa tiap hari juga. Mungkin
efek dingin bisa menggelitik perut buat pub ya. Hehe
KESIMPULAN
* Apa yang dimakan = apa
yang keluar. Jadi kalo pub nya keras perbaiki pola makannya. Kalo makannya
susah perbaiki cara makannya. Ini akan selalu jadi pe er emak2 yang nggak akan
pernah usai :D Ya makin gede anak makin pinter makin banyak juga maunya. Yang
penting jangan putus asa untuk jadi emak yang better and better lagi. ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar